Abai

Minggu lalu saya mendapat undangan dari Kedutaan Besar Amerika–lagi, setelah sekian lama. Undangan terbatas itu ditujukan kepada alumni program Amerika Serikat yang saat ini berdomisili di Bandung. Saya bahkan ditelepon oleh koordinator alumni saya, Mbak Stella, untuk memastikan kehadiran saya di acara itu.

Setelah saya mengonfirmasi untuk bisa hadir, hingga hari H, saya merasa tidak mendapatkan e-mail lanjutan, tentang apa yang harus saya persiapkan, atau pukul berapa saya harus datang. Setelah mengirimkan email memang penerima tidak langsung mengonfirmasi apakah e-mail saya sudah diterima atau belum.

Karena saya diberitahu bahwa yang hadir itu harus mendapat konfirmasi dari penyelenggara, maka saya menunggu konfirmasi tersebut sampai H-1. Kedutaan Amerika terkenal sangat ketat soal keamanan, coba saja datang ke kantor kedutaannya, kamu akan melalui beberapa kali pengecekan keamanan. Tamu yang datang pun harus terdata di sistem mereka sebelum bisa masuk.

Karena pengetahuan itu, saya tidak datang pada saat hari-H. Dan hari ini, saya membaca berita tentang kunjungan Duta Besar AS untuk Indonesia di media online hari Sabtu lalu. Wah, sepertinya menarik dan akan luar biasa jika saya berada di sana, pikirku.

Lantas saya iseng mengecek e-mail yang terdaftar pada akun alumni program AS, yang memang berbeda dengan email yang saya gunakan sehari-hari. Ternyata… e-mail balasan itu ada!

Seketika menyesal tidak mencermati e-mail yang kuterima satu-persatu. Sebagian besar isi e-mail yang kudapat memang hanya notifikasi-notifikasi langganan e-newsletter dari beberapa media dan kursus online. Jadi, seringkali saya abaikkan e-mail itu sampai kutemukan waktu untuk membacanya satu-persatu. Nyatanya, satu e-mail mahapenting itu tanpa sengaja terabaikan juga.

Sedih, ih.

Soal pengabaikan ini, rupanya, pernah terulang sekali waku dulu, ketika aku hampir saja gagal berangkat pada program yang membawaku keliling Amerika itu. Aku abai memperhatikan persyaratan pembuatan foto visa.

Foto visa Amerika memang punya kriteria khusus, mulai dari ukuran hasil cetak, proporsi gambar terhadap bidang foto, sampai posisi fotonya. Khusus untuk yang berkerudung seperti saya, ada juga persyaratan khusus, di mana telinga saya harus tetap terlihat, meskipun sekarang aturan itu sudah berubah. Alhamdulillah.

Nah, dulu itu saya datang ke tempat foto tanpa membawa catatan persyaratan itu. Alasannya, lupa. Iya lupa. Maka kupercayakan lah pada Mamang Tukang Foto yang katanya sudah biasa mencetak foto untuk visa. Kukirimkan foto itu ke kedutaan, dan ketika diterima oleh Mas Heru, administrator saya kala itu, ia marah-marah karena fotonya tidak sesuai dan mengancam batal memberangkatkan saya karena kelalaian itu. Alasannya: menghambat proses administrasi dan akomodasi dan transportasi dan logistik dan segalanya.

Besoknya saya bolos kuliah demi pagi-pagi nyari tukang foto di Jatinangor agar bisa mengirimkan fotonya hari itu juga.

Perihal abai-mengabaikan ini sepertinya kebiasaan yang, tentu saja, harus kuhilangkan. Kusadari banyak hal yang kuabaikan di tengah berbagai hal yang harus lebih fokus kuperhatikan: mengabaikan kesehatan, mengabaikan kerapian kamar, mengabaikan pesan di grup obrolan media sosial, mengabaikan baju kotor di bak cucian, mengabaikan ajakan teman, dan lain-lain.

Mungkin aku juga pernah mengabaikan kamu. Maaf yaa 😦

Jika itu terjadi lagi, tolong ingatkan saya, ya!

5 tanggapan untuk “Abai”

  1. Hahaha Avatar
    Hahaha

    Cek line kaleee hm

    1. Nurul Asri Mulyani Avatar
      Nurul Asri Mulyani

      Wassap kaleee. hmm

      1. Hahaha Avatar
        Hahaha

        Oke

  2. Mia Masitoh Avatar

    Waaaah, sayang ya Teeeh 😦 Semoga ke depannya kita semua, bisa lebih hati-hati lagi ya Teh 😀

    1. Nurul Asri Mulyani Avatar
      Nurul Asri Mulyani

      iya ceuu :”))

Tinggalkan Balasan ke Nurul Asri Mulyani Batalkan balasan

Saya Nurul

Selamat datang di Komunikane! Di sini saya menulis tentang apa yang saya tahu, baca, atau rasakan tentang fenomena sosial yang terjadi di sekitar saya, ditulis dari sudut pandang ilmu komunikasi yang saya geluti selama lebih dari 10 tahun. Punya pendapat seru terkait topik yang saya tulis? Let me know and let’s discus!

Let’s connect