Titah

Jika kau merasa sudah tak sanggup lagi menghadapi cobaan hidupmu, maka kau harus belajar dari sebatang pohon pisang.

Kau tahu, sejak ia masih tunas, ia sudah dipisahkan dari induknya untuk kemudian hidup sendiri. Ia dipaksa untuk bertahan hidup sendirian. Tapi dengan begitu, ia menjadi lebih tangguh dan kuat.

Selama hidupnya, sebatang pohon pisang tidak pernah hidup tenang. Selalu ada sesuatu yang senantiasa mengancam hidupnya.Hama tanaman tak pernah ingin berhenti menggerogoti batang pisang hingga ia tak lagi utuh. Tapi apakah ia mati? Tidak.

Angin kencang selalu bertiup menerpa tubuhnya hingga ia harus merobek daunnya sendiri. Ia biarkan angin mencabik-cabik tubuhnya hingga patah. Tapi apakah ia mati? Tidak. Ia belum menyerah.

Tak hanya angin, manusia pun turut menyakitinya dengan mengambil daun-daunnya. Ia harus bertahan hanya dengan beberapa helai daun saja. Tapi apakah ia menyerah? Tidak.

Lalu ia berbunga, bersiap untuk berbuah. Tapi tantangannya belum selesai. Ia harus tetap menjaga agar ia sampai pada waktunya: berbuah.

Ia tetap bertahan hingga ia dapat memenuhi titah Tuhannya. Hingga tujuannya diciptakan ke dunia dapat ia penuhi. Hingga ia dapat memberi manfaat bagi semesta. Agar hidupnya tidak berujung pada sebuah kesia-siaan.

Dan lihatlah ketika ia berbuah, ketika tujuannya telah tercapai, ketika titah Tuhannya telah ia penuhi, ia baru bersedia untuk menyerah. Ia bersedia untuk mati.

Dan tunas-tunas baru telah tumbuh.

Azalea Dete_
2012

Tinggalkan komentar

Saya Nurul

Selamat datang di Komunikane! Di sini saya menulis tentang apa yang saya tahu, baca, atau rasakan tentang fenomena sosial yang terjadi di sekitar saya, ditulis dari sudut pandang ilmu komunikasi yang saya geluti selama lebih dari 10 tahun. Punya pendapat seru terkait topik yang saya tulis? Let me know and let’s discus!

Let’s connect